Menghadapi potensi kenaikan tarif impor, Apple dilaporkan telah mengambil langkah antisipatif sejak beberapa bulan lalu. Menurut laporan dari Mark Gurman di Bloomberg, perusahaan teknologi raksasa ini telah secara aktif menimbun stok iPhone, Mac, dan produk lainnya di Amerika Serikat.
Strategi ini bertujuan untuk meminimalisir dampak langsung dari tarif baru yang mungkin diberlakukan. Apple tampaknya berupaya menekan kenaikan harga dengan mengorbankan sebagian keuntungan dari komponen hardware.
Diketahui bahwa Apple memperoleh margin keuntungan yang signifikan, mencapai sekitar 45% dari penjualan hardware. Dengan mengurangi margin ini, perusahaan berharap dapat menjaga harga produk tetap kompetitif di pasar.
Selain itu, Apple juga dikabarkan sedang melakukan negosiasi ulang kontrak dengan para mitra pemasok dan perakit. Tujuannya adalah untuk mendapatkan harga yang lebih menguntungkan, baik untuk komponen maupun biaya perakitan. Diversifikasi lokasi perakitan juga menjadi fokus, dengan ekspansi fasilitas ke negara-negara seperti Brasil.
Kebijakan tarif baru ini telah memberikan dampak signifikan pada banyak perusahaan, termasuk Apple. Kapitalisasi pasar Apple sempat mengalami penurunan drastis, mencapai USD 638 miliar dalam waktu singkat. Ketergantungan Apple pada China sebagai pemasok komponen menjadi salah satu faktor utama yang membuat perusahaan ini rentan terhadap perubahan kebijakan perdagangan. Tanggal 8 April 2025 menjadi sorotan ketika berita ini mencuat.
Tabel: Dampak Tarif Baru pada Apple
Aspek | Dampak |
---|---|
Kapitalisasi Pasar | Penurunan signifikan (USD 638 miliar) |
Keuntungan Hardware | Potensi pengurangan margin |
Rantai Pasokan | Negosiasi ulang kontrak |
Social Header